kontaraNews konkep- Di sebuah aula yang berdiri kokoh di jantung kabupaten Konawe Kepulauan, kamis (21/8), riuh rendah suara kebersamaan menyatu dalam satu peristiwa bersejarah, kali pertama Musyawarah Tertinggi digelar demi lahirnya Lembaga Adat Wawonii (LAW), Sebuah rumah besar bagi warisan leluhur, tempat nilai-nilai kearifan lokal kembali diberi nafas dan makna.
Di hadapan Bupati Konkep Rifki Saifullah Razak, ST bersama Wakil Bupati Muhamad Farid, SE, hadir pula para Tokoh, mantan Bupati Ir.H. Amrullah, MT, Sekda Cecep Trisnajayadi, Ketua DPRD Ishak, SE, jajaran pejabat pimpinan TNI-Polri, camat,kepala desa hingga para pu’utobu dari seantero pulau wawonii. Kehadiran mereka bukan hanya sekedar memenuhi undangan, tetapi menandai satu tekad bersama , menjaga akar agar pohon budaya wawonii tetap tegak meski diterpa angina zaman.
‘’ Lembaga Adat ini akan menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini dan masa depan,’’ tutur Bupati Rifki dengan suara bergetar namun penuh kenyakinan . “ia bukan sekedar amanat Undang-undang, melainkan panggilan hati, Lembaga adat wawonii adalah pilar utama yang akan menjaga keutuhan dan keberlanjutan budaya kita,’’
Bagi Rifqi, lembaga adat bukan hanya forum, melainkan Roh kolektif masyarakat wawonii. Dari situlah lahir tradisi, upacara adat, kesenian, hingga falsafah hidup yang diwariskan nenek moyang. Ia percaya, lembaga ini akan menyatukan yang tercerai, merangkul yang berjauhan, dan menumbuhkan kembali semangat silahturahmi dalam falsafah luhur “Meumpu Kato Ondau’’.
Ketua panitia, Muammar, menegaskan bahwa musyawarah ini diikuti penuh oleh pemangku adat dari 96 desa dan kelurahan, bersama tokoh masyarakat dari tujuh kecematan. Dari ruang itu, lahirlah harapan baru tentang eksistensi adat-istiadat . (gz)